Laman

Cari Blog Ini

Jumat, 13 Mei 2011

INOVASI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmun Pengetahuan dan Teknologi telah membawa perubahan hamper I semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka kita terus mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, efesien, berkesinambungan dalam proses pembangunan.
B. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah:
1. Dasar Pemikiran Pentingnya Manajemen
2. Pengertian Inovasi
3. Pengertian inovasi pendidikan
4. Tujuan Inovasi Pendidikan saat ini
5. Sasaran serta Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari Penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana Pengertian inovasi pendidikan?
2. Bagaimana Tujuan Inovasi Pendidikan?
3. Bagaimana Sasaran serta Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang berkompeten dan yang memiliki kreativitas yang tinggi. bagimana ia menyampaikan pembelajaran agar, belajar itu menarik, dan mudah dimengerti.
Dalam dunia pendidikan inovasi dapat berupa apa saja, product ataupun sistem, product misalnya seorang guru menciptakan media pembelajaran mock up untuk pembelajaran. sistem misalnya cara penyampaian materi di dalam kelas dengan lempar jawab ataupun yang lainnya yang bersifat metode. inovasi dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya. yang pasti harus menciptakan hal yang baru, yang memudahkan dalam dunia pendidikan serta mengarah kepada kemajuan.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.
Unsur-unsur inovasi :
1. Relative Advantage ( keuntungan relaif )
2. Compatibility ( kecocokan )
3. Complexity ( kompleksitas )
4. Trialibility ( trialibilitas )
5. Observability ( dapat diteliti )
Penjelasan :
1. Kondisi dimana inovasi dipandang lebih baik dari ide sebelumnya,yang
nampak dari keuntungan ekonomis, pemberian status, atau cara lainnya
2. Keadaan dimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-nilai
yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan potensil adopter, atau inovasi itu dipandang sesuai dengan : 1) Socio cultural value and belief; 2) Previously introduces idea; 3) Clients needs for innovation
3. Keadaan dimana inivasi dipandang secara relative sulit difahami dan digunakan. Keadaan ini berpengaruh negatif terhadap tingkat adopsi.
4. Keadaan dimana suatu inovasi dapat diuji secara terbatas, kondisi ini
berhubungan positif dengan tingkat adopsi.
5. Keadaan dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain. Kondisi ini berhubungan secara positif dengan tingkat adopsi
Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa. Ujung tombak eberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru, oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik. Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas, kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa.
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.
B. Pengertian Inovasi Pendidikan
Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah :
o Managerial
o Teknologi
o Kurikulum
• Menurut Miles karakteristik inovasi adalah
o Deliberate
o Novel
o Specific
o Direction to goal attaintment
• Aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah :
o Struktur
o Prosedur
o Personal
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.
• Praktisi Pendidikan dapat dikelompokan ke dalam :
1. Administrator terdiri dari :
1. Principal
2. Superintendent
2. Teacher
Dalam hal penerimaan atau sikap terhadap perubahan dua kelompok ini mempunyai pandangan dan sikap yang tidak selalu sama, karena peran yang dimainkan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan berbeda dan lingkungan kerja yang sering dijalani masing-masing juga berbeda
Menurut Ernest R House, dalam pendidikan Administrator (Kepala dan Pengawas lebih mudah menerima inovasi disbanding guru karena :
1. Sosial interaction inhibit diffusion across professional boundaries
2. Teacher remain isolated in classroom which does not enhance the diffusion of new idea within the profession
3. Never adopt innovation as a whole, only bits and pieces
4. Passive adopter

Dalam konteks Indonesia, inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down,dalam arti inisiatif dalam melakukan inovasi selalu dating dari pihak pemerintah.

C. Proses Inovasi
Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation decision Process). Menurut Everett M Rogers proses keputusan inovasi adalah “the process through which abn individual (or other decision making unit) passes from first knowledge of an innovation,to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt or reject, to implementation of the new ide, and to confirmation of this decision”.

Atribut dan Sumber-Sumber Inovasi
Terdapat lima atribut inovasi :
1. Relative Advantage
2. Compatibility
3. Complexity
4. Trialibility
5. Observability
Penjelasan :
1. Kondisi dimana inovasi dipandang lebih baik dari ide sebelumnya,yang nampak dari keuntungan ekonomis, pemberian status, atau cara lainnya
2. Keadaan dimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan potensil adopter, atau inovasi itu dipandang sesuai dengan : 1) Socio cultural value and belief; 2) Previously introduces idea; 3) Clients needs for innovation
3. Keadaan dimana inivasi dipandang secara relative sulit difahami dan digunakan. Keadaan ini berpengaruh negatif terhadap tingkat adopsi.
4. Keadaan dimana suatu inovasi dapat diuji secara terbatas, kondisi ini berhubungan positif dengan tingkat adopsi.
5. Keadaan dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain. Kondisi ini berhubungan secara positif dengan tingkat adopsi.
Disamping hal tersebut di atas tingkat adopsi juga dipengaruhi oleh :
1. Tipe keputusaninovasi (optional, kolektif, otoritas)
1. Communication (Saluran komunikasi)
2. Nature of Sosial system ( Norma, tingkat hubungan sosial)
3. Extent of Change agents (upaya promosi)

D. Keinovatifan dan Kategori Penerima Inovasi
Keinovatifan (Innovativeness) adalah the degree to which an individual or other onit of adoption is relativelyearlier in adopting new ideas than other member of a system (Everett M Roger)
Kategori Adopter :
Ciri-cirinya :
1. Innovator :
o Very eager to try new ideas
o Desire the hazardous, the rash, thedaring, risky
o Kosmopolitan
2. Early adopter
o Lokalist
o Has the greater degree of opinion leader (berperan to decrease uncertainty about new idea by adopting it)
3. Early Majority
o Deliberate before adopting a new idea
o Follow with deliberate willingness in adopting innovation, seldom lead
4. Late majority
o Adopt after average number of sosial system
o Approach innovation with skeptical
5. Laggards
o Reference to the past, including in decision making
o Traditional
o Suspicious to innovation and change agent

Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perbuahan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan bererncana (tidak secara kebetulan saja).
Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana inovasi itu terjadi, hal ini ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat diartikan sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation decision Process). Menurut Everett M Rogers proses keputusan inovasi adalah the process through which abn individual (or other decision making unit) passes from first knowledge of an innovation,to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt or reject, to implementation of the new ide, and to confirmation of this decision
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ara atau bagaimana, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil.

E. Pengertian Inovasi Pendidikan

Perubahan adalah suatu bentuk yang wajar terjadi, bahkan para filosof berpendapat bahwa tidak ada satupun di dunia ini yang abadi kecuali perubahan. Tampaknya perubahan ini merupakan sesuatu yang harus terjadi tetapi tidak jarang dihindari oleh manusia. Semua perubahan akan membawa resiko, tetapi strategi mempertahankan struktur suatu kurikulum tanpa perubahan akan membawa bencana dan malapetaka, sebab mengkondisikan kurikulum dalam posisi status quo menyebabkan pendidikan tertinggal dan generasi bangsa tersebut tidak dapat mengejar kemajuan yang diperoleh melalui perubahan. Dengan demikian, inovasi selalu dibutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan, untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak hanya terbatas masalah pendidikan tetapi juga masalah-masalah yang mempengaruhi kelancaran proses pendidikan. Rosenblum & Louis (1981 : 1) mengemukakan alasan perlunya inovasi dalam pendidikan :
“Declining enrollments, rapid changes in the existing technology and knowledge about teaching and learning processes, a continual expansion of the role of the school into new areas, and changes in the prevailing cultural preferences of both local communities and the larger society continually impel schools to inovate.”

Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu. Lebih lanjut Rogers (1983 : 12-16) mengemukakan karakteristik yang dikandung oleh suatu inovasi mencakup :
a. Adanya keunggulan relatif ; sejauh mana inovasi dianggap lebih baik dari gagasan sebelumnya. Biasanya tolok ukurnya adalah faktor ekonomi, sosial, kepuasan, dan kenyamanan.
b. Kesesuaian ; merujuk kepada bagaimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman yang lalu, dan sejauh mana dapat mengatasi kebutuhan calon penerima (adopter)
c. Kompleksitas ; hal kompleksitas ini berkenaan dengan tingkat kesulitan suatu inovasi untuk dilaksanakan dibandingkan dengan kegunaannya. Apakah inovasi tersebut gagasannya sederhana atau sulit untuk dipahami, dan apakah tingkat kesulitan tersebut seimbang dengan kegunaannya.
d. Trialabilitas ; aspek ini berkaitan dengan bagaimana tingkat ketercobaannya. Apakah inovasi tersebut mudah untuk diujicobakan.
e. Observabilitas ; merujuk kepada bagaimana manfaat (hasil) inovasi dapat dilihat oleh masyarakat terutama masyarakat sasaran

Berdasarkan batasan dan penjelasan Rogers tersebut, dapat dikatakan bahwa munculnya inovasi karena ada permasalahan yang harus diatasi, dan upaya mengatasi permasalahan tersebut melalui inovasi (seringkali disebut dengan istilah "pembaharuan" meskipun istilah ini tidak identik dengan inovasi). Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran yang original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki situasi / keadaan yang berhadapan dengan permasalahan.
Seperti telah dikemukakan bahwa munculnya suatu inovasi adalah sebagai alternatif pemecahan masalah, maka langkah pertama pengembangan suatu inovasi didahului dengan pengenalan terhadap masalah (Rogers, 1983 ; Lehman, 1981). Identifikasi terhadap masalah inilah yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan (R&D) atau evaluasi kurikulum, yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi. Dalam hal ini perlu untuk diperhatikan bahwa inovasi akan mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan atau diadopsi, sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/diadopsi/disebarluaskan maka inovasi tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai. Terhadap pengadopsian ini dikenal strategi sentralisasi dan strategi desentralisasi. (disebut penyebaran/difusi inovasi jika ditinjau dari sisi pengembang inovasi, sedangkan adopsi inovasi merupakan prosedur yang dilihat dari sisi calon pemakai/adopter). Baik strategi sentralisasi maupun desentralisasi akan memunculkan permasalahan baru pada saat adopsi/difusinya.
Salah satu aspek penting dalam konteks pendidikan di manapun adalah dengan memperhatikan kurikulum yang diusung oleh pendidikan tersebut. Seringkali kurikulum dijadikan objek penderita, dalam pengertian bahwa ketidakberhasilan suatu pendidikan diakibatkan terlalu seringnya kurikulum tersebut berubah. Padahal, seharusnya dipahami bahwa kurikulum seyogyanya dinamis, harus berubah mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakatnya. Cuban (1991 : 216) mengemukakan bahwa untuk memahami perubahan kurikulum perlu untuk dipahami tiga pokok pemikiran tentang perubahan tersebut yakni (a) rencana perubahan itu selalu baik, (b) harus dipisahkan antara perubahan (change) dengan kemantapan (stability), dan (c) apabila rencana perubahan sudah diadopsi maka perlu untuk dilakukan perbaikan terhadap rencana tersebut (improvement).
inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Demikian pula Ansyar, Nurtain (1991) mengemukakan inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau suatu yang baru dalam konteks social tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Selanjutnya dijelaskan bahwa sesuatu yang baru itu mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial lain atau sesuatu itu sudah lama dikenal, tetapi belum dilakukan perubahan. Dengan demikian, daat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah inovasi.
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.
Dalam konteks Indonesia, inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down,dalam arti inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah, jarang sekali datang dari bawah ke atas, hal ini dikarenakan sulitnya birokrasi yang ada saat ini, sehingga ide-ide yang datang dari bawah untuk suatu inovasi dalam dunia pendidikan sulit.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang riil dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan riil apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.
F. Tujuan inovasi
Menurut Santoso (1974), tujuan utama inovasi adalah, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan penggunanya), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
G. Sasaran Program Pembaruan (Inovasi) dalam Bidang Pendidikan
Sasaran yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen apa saja dalam bidang pendidikan yang dapat menciptakan inovasi. Pendidkan adalah suatu sistem maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial dengan pola yang dikemukakan oleh B. Milles, seperti yang dikutip oleh Ibrahim (1988).

1. Pembinaan Personalia
Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial menempatkan personal (orang) sebagai bagian/komponen dari sistem. Adapun inovasi yang sesuai dengan pembinaan personal, yaitu peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, peningkatan disiplin siswa melalui tata tertib dan sebagainya.
2. Banyaknya Personal dan Wilayah Kerja
Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini, misalnya rasio guru dan siswa dalam satu sekolah.masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

H. Dampak Globalisasi Pada Pendidikan
Di masa era globalisasi ini kita dihadapkan suatu masa yang tak mungkin kita bisa menghindarinya yakni suatu jaman dimana segala sesuatu berjalan dengan cepat seirama dengan cepatnya perubahan di segala bidang. Hal ini akan memberikan dampak yang sangat positif maupun negatif dan sangat berpengaruh di dalam pola kehidupan kita. Pada satu sisi kita akan mendapatkan banyak kemudahan-kemudahan dalam segala bidang, di sisi yang lain tidak sedikit orang tua dan anak-anak menjadi korban cepatnya perubahan itu.
Banyak orang terkikis dalam aqidah maupun akhlaqnya di jaman ini. Hal ini disebabkan adanya ketidaksiapan dalam menerima dan menghadapi kenyataan ini. Di sinilah pendidikan mempunyai peran yang cukup penting dan menentukan, karena pendidikan bisa dipakai sebagai alat kontrol atau filter yang bisa membedakan mana yang positif dan mana yang negatif.
Untuk itu agama harus mendapatkan perhatian kita secara khusus. Orang tua dan Pendidik sebagai pemegang amanah, maka Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, dan sebagai pemegang amanahlah yang mempunyai tanggung jawab untuk memasukkan sekaligus menanamkan nilainilai pendidikan dalam setiap langkah kehidupan anak sedini mungkin Sebagai bagian dari masyarakat dunia khususnya Indonesia mustahil mampu menghindar dari dampak dan imbas globalisasi.
Globalisasi telah mendorong terciptanya rekonfigurasi geografis, sehingga ruang-sosial tidak lagi semata dipetakan oleh kawasan teritorial, jarak teritorial, dan batas-batas teritorial.
Giddens (1990) globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial global yang menghubungkan komunitas lokal sedemikian rupa sehingga peristiwa yang terjadi di kawasan yang jauh bisa dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di suatu tempat yang jauh pula, dan sebaliknya”.
Dalam sistem pendidikan perlu adanya kejelasan peran yang diperlukan guna menunjang pencapaian tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini, misalnya peran guru sebagai pemakai media, peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai team teaching.

I. Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang dapat mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Adapun konsep globalisasi menurut pendapat para ahli adalah :
1. Malcom Waters
“Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang”.

2. Emanuel Ritcher
“Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia”.
3. Thomas L. Friedman
“Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia”.
4. Princenton N. Lyman
“Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan”.
5. Leonor Briones
“Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita”

J. Proses Globalisasi
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup. Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televisi baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial. Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul.

K. Dampak Globalisasi
Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan manusia, karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakan modern. Sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh dengan hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Namun, diakui atau tidak, perubahan kurikulum selama ini hanya sebatas papan nama. Secara lahiriah menggunakan label kurikulum baru, tetapi sejatinya masih menggunakan “roh” kurikulum yang lama.
Dunia pendidikan akan menjadi suatu objek komoditas dan komersil seiring dengan kuatnya hembusan paham neo-liberalisme yang melanda dunia. Paradigma dalam dunia komersial adalah usaha mencari pasar baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha secara kontinyu. Globalisasi mampu memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Tidak heran bila sekolah masih membenani orang tua peserta didik dengan sejumlah anggaran dengan dalih uang komite atau uang sumbangan pengembangan institusi meskipun pemerintah sudah menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Selain dari itu longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global yang datang, seperti IMF dan World Bank, mau tidak mau, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis.
Globalisasi akan mendorong delokalisasi dan perubahan teknologi dan orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang sangat revolusioner dalam dunia pendidikan yang tradisional. Pemanfataan multimedia yang portable dan menarik sudah menjadi pemandangan yang biasa dan tidak aneh lagi bagi dunia pendidikan dalam praktik pembelajaran di dunia persekolahan kita.
Meskipun demikian, diperlukan kearifan dalam memahami pengaruh serta dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan kita. Mitos yang berkembang selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal dan etnis akan ditelan oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global.
Dalam konteks demikian, perlu ada penekanan dan perhatian yang lebih serius dari tim pengembang KTSP di sekolah untuk “membumikan” unsur-unsur kearifan dan kebudayaan lokal ke dalam kurikulum. Bahkan, perlu dikembangkan lebih lanjut melalui kegiatan pengembangan diri secara terprogram dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dengan merangkul para pemerhati, pakar, atau penggiat. Dengan cara demikian, sekolah benar-benar akan mampu menjalankan fungsinya sebagai “agen peradaban” yang menggambarkan masyarakat mini --lengkap dengan segala atribut, identitas, dan jatidirinya secara utuh-- di tengah-tengah perkampungan global yang gencar menawarkan perubahan gaya hidup dan kultur modern lainnya.
Dengan kata lain, sekolah harus menjadi “benteng” terakhir pengembangan unsur-unsur kearifan dan kebudayaan lokal ketika atmosfer sosial-budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat demikian liar dan masif dalam mengadopsi kultur global dengan berbagai ikon modernitasnya.
Implementasi KTSP dalam dunia persekolahan kita juga perlu diikuti dengan perubahan sistem pembelajaran yang benar-benar memberikan ruang gerak kepada siswa didik untuk mengembangkan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Namun, diakui atau tidak, perubahan kurikulum selama ini hanya sebatas papan nama. Secara lahiriah menggunakan label kurikulum baru, tetapi sejatinya masih menggunakan “roh” kurikulum yang lama.
Dalam pandangan Prof. Aleks Maryunis, guru besar Universitas Negeri Padang (2006), selama ini pemerintah sibuk mengurusi dan membenahi dokumen tertulisnya saja. Menurutnya, perubahan kurikulum di negara kita kebanyakan menitikberatkan pada perubahan konsep tertulis, tanpa mau memperbaiki proses pelaksanaannya di tingkat sekolah. Kurikulum di Indonesia sebenarnya memiliki empat dimensi dasar, yakni konsep dasar kurikulum, dokumen tertulis, pelaksanaan, dan hasil belajar siswa.
Di Indonesia yang kerap mengalami perubahan hanya dimensi dokumen tertulis berupa buku-buku pelajaran dan silabus saja yang sudah dilaksanakan. Persoalan proses dan hasilnya, tak pernah mampu dijawab oleh kurikulum pendidikan kita.
Kita berharap, implementasi KTSP saat ini tidak lagi terjebak ke dalam praktikrsama sekali tak terurus. Jangan sampai terjadi, dunia persekolahan kita hanya menjadi ladang “kelinci percobaan” yang pada akhirnya hanya akan melahirkan generasi-generasi “setengah jadi” yang gagap menyelesaikan persoalan-persoalan riil yang sedang dihadapinya.
BAB III
KESIMPULAN

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetap ijuga di segala bidang termasuk bidang pendidikan.pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang riil dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan riil apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Suherli Kusman, MAnajemen Inovasi Pendidikan,Pascasarjana
Unigal Pres, 2010
Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta,
1997

Ihsan, Fuad.1995. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Danim, Sudarman. 2003. Agenda Pembaharuan sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jumat, 06 Mei 2011

LT 1 PRAMUKA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI
Dalam rangka meningkatkan pembinaan, minat, bakat serta kemampuan siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Manonjaya, maka dipandang perlu diadakannya penyelenggaraan kegiatan Lomba Tingkat 1 (LT 1) dan Kemah Bersama Gerakan Pramuka serta Ekstrakulikuler.
Gerakan Pramuka serta Ekstrakulikuler adalah sebagai wadah pembinaan generasi muda yang senantiasa mengembangkan pendidikan dan pembinaan watak serta keterampilan dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar, metodik kepramukaan, guna menciptakan kader-kader pembangunan bangsa yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan dilandasi Iman dan Taqwa (IMTAQ) serta memilki karakter budaya bangsa yang bermartabat.
Untuk menindak-lanjuti hal tersebut, Gerakan Pramuka memandang perlu mengadakan pembinaan sejak dini diantaranya melalui kegiatan Lomba Tingkat 1 (LT 1) dan kemah bersama. Hal tersebut akan terbentuk jiwa-jiwa pembangunan yang patrioti yang memiliki kwalitas sehingga dapat mensejajarkan diri dengan perkembangan zaman serta memilki kepribadian yang luhur.

B. Dasar Pemikiran
1. Melaksanakan program kurikulum , Kepramukaan dan Ektrakulikuler yang adal di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Manonjaya,
2. Keputusan Presiden RI Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.
3. Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor. 226 / Kep / 0 / 1992 tentang pedoman pembinaan kesiswaan.
4. Surat Keputusan Kepala SMPN 1 Manonjaya, tentang Pembentukan Majelis Osis Nomor : 423.5/ 001 / SMPN 1 MNJ / 2010
5. Surat keputusan Kepala SMPN 1 Manonjaya ,Tentang Pembina Ektrakulikuler
6. Rapat pengurus Osis dan Ekstrakulikuler tanggal, 15 desember 2010
7. Rapat Majelis Osis dan Pembina Ektrakulikuler Tanggal 18 Desember 2010

C. Tujuan
1. Menanamkan rasa cinta tanah air, cinta bangsa dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.
2. Menambah pengetahuan dan pengalam hidup di alam
3. Menanamkan rasa percaya diri
4. Menumbuhkan kemandirian
5. Untuk menambah wawasan dan pengalaman
6. Menanamkan jiwa Dasa darma dan Tri Satya.

BAB II
PENYELENGGARAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Lomba Tingkat 1 (LT 1) dan Kemah Bersama Siswa-siswi Sekolah enengah Pertama Negeri 1 Manonjaya Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Tema Kegiatan
Melalui Lt 1 dan kemah bersama kita tingkatkan semangat untuk menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan , Seni Budaya dan kepramukaan untuk membentruk pribadi yang bermartabat dan berkepribadian yang luhur .
C. Moto Kegiatan
“BERKUALITAS, BERMARTABAT DAN BERGUNA”.
D. Waktu Kegiatan

hari : Jum’at – btu
Tanggal : 28 – 29 Januari 2011
Pukul : 13.30 – selesai
E. Tempat Kegiatan
Bumi Perkemahan Gunung Galungung Kabupaten Tasikmalaya
F. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan tersebut dari siswa-siswi SMP Negeri 1 manonjaya anggota pramuka kelas VII serta anggota ektrakulikuler berjumlah 500 orang.


G. Pembina Pendamping
Wali Kelas, Pembina OSIS, Pembina Pramuka, serta Pembina Ekstrakulikuler.
H. Panitia Kegiatan
Penanggung Jawab : Drs Supriyatna SP ,M.Pd ( Kepala Sekolah)
Teti Heryati ,S.Pd ( Wakasek Kurikulum )
NH Gathut S R ,S.Pd ( Wakasek Humas )
Drs Darsum ( Wakasek SanPras ) Haer Witarsa, S.Pd ( Wakasek Kesiswaan )
Ketua : Jono Sujono, S.Pd ( Kesiswaan )
Sekertaris : Yuni Yudiarti,S.Pd
Didin wahyudin
Bendahara : Iis Setiaenggawati,S.Pd
Anggota :Yadi Rusyana ,S.Pd ( Pembina Ektrakulikuler Paskibra )
Lisa malinda, S.Pd ( Pembina PKS )
Dra Tati Susilawaty ( Pembina PMR )
Endang Rahmat, S.Sos I ( Pembina PD ) Dede Hartati,S.Pd ( Pembina Pramuka )
Septia Pahlawan ( Danton Paskibra )
Risris ( Danton PKS)
Pidri (Danton PMR)
Eli Khoeunnisa ( Pratama Pramuka )
Mila Pebriani ( Pendekar Prisai Diri )
Retna ( Paramangandi )
Kesekertariatan : Dede Hartati,S.Pd
Yadi Rusyana,S.Pd
Randi Andiyana
Pina Lestari Utami

Seksi – Seksi:
Konsumsi : Erni Sumarni, S.Pd
Euis Kueniasih, S.Pd
Yunita Sari Iskandar
Novia Yolanda
Keamanan : Drs Didi
Agung Pramadita,S.Pd
Irfan Dani, S.Pd
Iyan Rusyandi,S.Pd
Rifki Destayanda
Rizky Rubana Yasin
Humas : Mamat S
A Fahmi
Panji Gunawan
Tri Agustin Gumelar
Transportasi : Drs Darsum
Rusman Munawar
P3K : Dra Tati Susilawaty
Etin Suhayati, S.Pd
Imas Nurhayati,S.Pd
Deni Ramdani
Rohjat
Logistik : Rusman Munawar
Jeje Jaelani
Moch Irfan Hilmi
Rizal Maulana
Candra Taufik Hidayat
Kerohanian : Endang Rahmat S.Sos I
Komariah, S.Ag
Syam Fauzan
Asep saepul Bani

Apresiasi dan Kreasi Seni : Drs Soni Mandriana
Lilis Saltieny
Neni Rochaeni
Endang Laelasari
Devi Sonia S
Dita Imtisal Taqwa



















BAB III
ANGGARAN KEGIATAN



A. Pemasukan
1. Iuran anggota Rp. ,-
2. BOS Rp. ,-
Jumlah Rp. ,-

B. Pengeluaran
Administrasi Rp. ,-
Konsumsi 5 X @ Rp. ,- Rp. ,-
Transportasi @ Rp. ,- Rp. 6. ,-
Sewa Tempat Rp. ,-
Survai Rp. ,-
Pembimbing Rp. ,-
Dokumentasi Rp. ,-
P3K Rp. ,-
Hadiah Perlombaan Rp. ,-
Kesenian Rp. ,-
Lain-lain Rp. ,-
Jumlah Rp. ,-







BAB V
PENUTUP

Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan, Proposal Lomba Tingkat 1 dan Kemah Bersama ini akhirnya selesai juga kami susun.
Proposal Lomba Tingkat 1 dan Kemah Bersama ini mudah-mudahan dapat memberikan acuan dan gambaran langkah kerja dalam pelaksanaan penyelenggaraan Lomba Tingkat 1 dan Kemah Bersama siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negrei 1Manonjaya Tahun Pelajaran 2010 / 2011.
Besar harapan kami, semoga pelaksanaan Lomba Tingkat 1 dan Kemah Bersama siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negrei 1Manonjaya Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk itu rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap tugas masing-masing merupakan kunci sukses pelaksanaan Lomba Tingkat 1 dan Kemah Bersama siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negrei 1Manonjaya Tahun Pelajaran 2010/2011.
Akhirnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh panitia penyelenggara Lomba Tingkat 1 dan Kemah Bersama siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negrei 1Manonjaya atas kebersamaan dalam menjalankan tugas untuk mencapai kesuksesan penyelenggaraan Lomba Tingkat 1 dan Kemah Bersama siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negrei 1Manonjaya Tahun Pelajaran 2010/2011. semoga Tuhan Yang Maha Esa menerima amal baik kita.


Ketua Penyelenggara Sekretaris


Jono Sujono, S.Pd Yuni Yudiarti,S.Pd
NIP. NIP.